Friday, December 11, 2009

kita sudah dewasa bukan?

Pidato ini saya dapat dari sebuah email, dengan beberapa perubahan. Pidato ini sudah ada sejak tahun 1992, mungkin dapat menjadi renungan.

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization (ECO). ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak-anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah-masalah lingkungan. Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan Hidup PBB, dimana pada saat itu Seveern yg berusia 12 tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar (dan membungkam) beberapa pemimpin terkemuka dunia. Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang-orang terkemuka yg berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.


Inilah Isi pidato tersebut: (sumber The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization

Kami adalah kelompok dari Kanada yang terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 5000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hhari ini disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya --hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir..
Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya.
TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi --tetapi sebenernya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi-- dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama --perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: "Aku berharap aku kaya , dan jika Aku kaya, Aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal . Dan cinta dan kasih sayang."

Jika seorang anak yang berada dijalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. Bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain.
Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan.
Tidak menyakiti makhluk hidup lain, berbagi dan tidak tamak..

Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarakan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konfrensi ini. Mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua , anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, "Semuanya akan baik-baik saja", "Ini bukanlah akhir dari segalanya", dan "Kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan."

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua?
Ayah saya selalu berkata, "Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu bukan oleh kata-katamu."

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami.

Saya menantang ANDA, cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatian nya.


Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konfrensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya, setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidato nya..

"Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato, sedang kan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin… Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun."


Ini video saat Severn Suzuki menyampaikan pidatonya.


Tuesday, December 8, 2009

Halo kembali

Inspirasi-Kontemplasi, sudah lama tidak berjumpa! :)
Alhamdulillah status saya kini sudah bukan seorang siswa putih abu-abu lagi. Sekarang saya adalah seorang MAHAsiswa *ya, begitu ucapan mereka* yang harus berpikir kritis dan peduli pada lingkungan sekitar, "Jika bukan kalian (mahasiswa), lalu siapa yang akan peduli kepada rakyat?", kata-kata mereka yang saya kutip. Terdengar sombongkah kata-kata tersebut? Hmm, saya tidak mau berkomentar, karena di kampus saya dinding pun bisa berbicara. Terlalu berlebihan mungkin, tapi memang itu kenyataannya, gosip kecil menjadi besar dan aneh. Ah, kampus saya memang UNIK.

Tuesday, July 14, 2009

Inspiratif (Part 1)

Ucapan ini bukan ucapan saya.

"Banyak anak muda sekarang yang kalah oleh gengsi. Karena gengsi mereka membeli handphone. Karena gengsi mereka meminta mobil pada orang tuanya. Bahkan karena gengsi, mereka lebih mementingkan uang dari orang tuanya daripada kasih sayang dan perhatian tulus, serta liburan keluarga yang tidak dapat tergantikan oleh uang. Coba mbak bayangkan jika orangtuanya meninggal, apa gunanya semua kemewahan itu? Jual mobil itu! Jual handphone itu! Kembalikan semua uang yang telah diberikan! Apa orang tuanya akan kembali? Kan enggak. Mau anak itu lebih pintar dari Einstein, mau anak itu punya uang tidak terhingga, mau anak itu kuliah di universitas terbaik di dunia ini, tetap saja jika Tuhan telah mengambil nyawa orang tuanya, jika Tuhan tidak berkehendak mengembalikannya, orang tuanya tidak akan pernah kembali. Sekarang apa arti kemewahan itu? Apa arti semua harta yang dimiliki jika orang tuanya sibuk? Apa artinya jika orang tuanya sering bertengkar? Apa arti kemewahan itu jika keluarganya tidak sering berkumpul? Hanya menjaga gengsi.
Banyak mbak sekarang anak muda seperti itu. Mereka berpenampilan mewah, heboh, bangga dengan yang ia miliki, padahal otak mereka kopong. Yang dapat mereka bicarakan hanya pacaran, mobil, handphone. Payah. Coba ajak mereka membicarakan hal-hal yang berbau politik, skakmat. Mereka akan diam dan sok mengerti. Hidupnya hanya untuk zaman modern, hanya nonton TV dan main internet. Yang ditonton juga kebanyakan bukan berita. Di internet juga tidak menambah ilmu, hanya menambah teman agar terlihat gaul. Ditambah lagi, kuliah sekarang hanya untuk gengsi, bukan untuk persiapan masa depan. Banyak yang memilih universitas karena gengsi.Banyak juga yang......."


Saya tidak dapat menyelesaikannya sekarang, saya akan lanjutkan nanti saat saya sempat.

Thursday, July 9, 2009

saya melakukannya, saya menderita

Tolong anda tidak menyimpulkan apapun sebelum anda membaca habis tulisan ini.

Saya melakukannya, saya menderita. Sepintas merupakan sebuah hal negatif jika dilihat dengan tambahan pikiran kejadian yang sedang happening belakangan ini. Ya, hanya sepintas. Mari lihat dari sisi positifnya, pikirkan baik-baik. Apa yang dimaksud 'melakukannya' disini bukanlah merupakan hal negatif, melainkan sebuah hal positif yang berdampak negatif. Sebuah hal positif berdampak negatif? Ya. Bisakah itu terjadi? Bisa. Contohnya? Saya tidak akan menyebutkan contohnya, namun dari sedikit uraian saya ini mungkin anda akan dapat menyimpulkannya.

Hal baik apa yang sebenarnya membawa dampak negatif bagi pelakunya? Hmm sepertinya sulit untuk saya menemukannya. Tapi akhirnya saya menemukannya. Di kondisi seorang manusia yang berkorban untuk orang lainnya. Seharusnya ini merupakan suatu anugerah bukan? Ya, karena ini adalah cobaan. Namun, mengapa menjadi sebuah penderitaan? Hmm, karena pengorbanan tersebut sekarang menjadi tidak berarti. Mengapa tidak berarti? Karena orang yang dibantu tidak menyadari pengorbanan itu. Atau karena ia sadar namun dengan segera pengorbanan itu terlupakan. Ya itulah yang banyak terjadi. Masyarakat menjadi begitu individualis sehingga ia merasa tidak perlu lagi orang lain untuk menolongnya, teknologi yang dapat menolongnya. Hhhh kejamnya masa modern ini. Lebih parah, bahkan tidak jarang sebuah pengorbanan dibalas dengan cacian. Pernah terjadi, pengorbanan yang dilakukan itu menjadi sebuah fungsi 'nilai guna' untuk memiliki sebuah 'pertolongan segera setiap saat'. Itulah hal positif yang membawa penderitaan. Jika banyak orang di dunia seperti itu, apa yang akan terjadi pada peradaban? Kawan, globalisasi memang baik, namun hidup dengan saling menghargai tanpa cacian akan lebih baik dari sebuah kemewahan duniawi bukan?

P.S. Saya tidak memihak siapapun dan apapun, tidak untuk memojokkan siapapun dan apapun

celoteh

Biasanya sebuah hal baru selalu didampingi dengan perkenalan, mengikuti kebiasaan tersebut, saya akan melakukan sedikit perkenalan.

Saya, Cininta, seorang remaja yang masih berusaha sangat keras untuk meraih kesuksesan dalam menjalani hidup membuat blog ini karena saya membutuhkan sebuah media untuk menyalurkan segala pikiran saya karena belakangan ini saya merasa bahwa fase SMA merupakan fase dimana saya sangat cerewet, kritis dalam memandang banyak hal, dan berpikiran 'terlalu jauh' untuk mengambil tindakan. Walaupun fase tersebut telah saya tinggalkan sekitar satu bulan lalu, saya merasa diri saya masih bawel, masih banyak yang ingin saya kritisi, banyak hal yang saya pikirkan, tidak jarang saya berbicara sendiri untuk membuka pikiran saya. Memulainya dari berbicara sendiri, saya merasa seperti orang gila, menulis ide-ide saya di sebuah notes yang harus saya bawa kemanapun saya pergi, lalu memutuskan untuk menulisnya di notes handphone, dan akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah blog dengan niat menyalurkan pikiran saya. Blog ini akan menjadi agenda saya. Jurnal kehidupan saya. Semoga pemikiran saya dapat selalu berkembang dan semoga semua ini tidak terhenti begitu saja. Amin.