Tuesday, July 14, 2009

Inspiratif (Part 1)

Ucapan ini bukan ucapan saya.

"Banyak anak muda sekarang yang kalah oleh gengsi. Karena gengsi mereka membeli handphone. Karena gengsi mereka meminta mobil pada orang tuanya. Bahkan karena gengsi, mereka lebih mementingkan uang dari orang tuanya daripada kasih sayang dan perhatian tulus, serta liburan keluarga yang tidak dapat tergantikan oleh uang. Coba mbak bayangkan jika orangtuanya meninggal, apa gunanya semua kemewahan itu? Jual mobil itu! Jual handphone itu! Kembalikan semua uang yang telah diberikan! Apa orang tuanya akan kembali? Kan enggak. Mau anak itu lebih pintar dari Einstein, mau anak itu punya uang tidak terhingga, mau anak itu kuliah di universitas terbaik di dunia ini, tetap saja jika Tuhan telah mengambil nyawa orang tuanya, jika Tuhan tidak berkehendak mengembalikannya, orang tuanya tidak akan pernah kembali. Sekarang apa arti kemewahan itu? Apa arti semua harta yang dimiliki jika orang tuanya sibuk? Apa artinya jika orang tuanya sering bertengkar? Apa arti kemewahan itu jika keluarganya tidak sering berkumpul? Hanya menjaga gengsi.
Banyak mbak sekarang anak muda seperti itu. Mereka berpenampilan mewah, heboh, bangga dengan yang ia miliki, padahal otak mereka kopong. Yang dapat mereka bicarakan hanya pacaran, mobil, handphone. Payah. Coba ajak mereka membicarakan hal-hal yang berbau politik, skakmat. Mereka akan diam dan sok mengerti. Hidupnya hanya untuk zaman modern, hanya nonton TV dan main internet. Yang ditonton juga kebanyakan bukan berita. Di internet juga tidak menambah ilmu, hanya menambah teman agar terlihat gaul. Ditambah lagi, kuliah sekarang hanya untuk gengsi, bukan untuk persiapan masa depan. Banyak yang memilih universitas karena gengsi.Banyak juga yang......."


Saya tidak dapat menyelesaikannya sekarang, saya akan lanjutkan nanti saat saya sempat.

Thursday, July 9, 2009

saya melakukannya, saya menderita

Tolong anda tidak menyimpulkan apapun sebelum anda membaca habis tulisan ini.

Saya melakukannya, saya menderita. Sepintas merupakan sebuah hal negatif jika dilihat dengan tambahan pikiran kejadian yang sedang happening belakangan ini. Ya, hanya sepintas. Mari lihat dari sisi positifnya, pikirkan baik-baik. Apa yang dimaksud 'melakukannya' disini bukanlah merupakan hal negatif, melainkan sebuah hal positif yang berdampak negatif. Sebuah hal positif berdampak negatif? Ya. Bisakah itu terjadi? Bisa. Contohnya? Saya tidak akan menyebutkan contohnya, namun dari sedikit uraian saya ini mungkin anda akan dapat menyimpulkannya.

Hal baik apa yang sebenarnya membawa dampak negatif bagi pelakunya? Hmm sepertinya sulit untuk saya menemukannya. Tapi akhirnya saya menemukannya. Di kondisi seorang manusia yang berkorban untuk orang lainnya. Seharusnya ini merupakan suatu anugerah bukan? Ya, karena ini adalah cobaan. Namun, mengapa menjadi sebuah penderitaan? Hmm, karena pengorbanan tersebut sekarang menjadi tidak berarti. Mengapa tidak berarti? Karena orang yang dibantu tidak menyadari pengorbanan itu. Atau karena ia sadar namun dengan segera pengorbanan itu terlupakan. Ya itulah yang banyak terjadi. Masyarakat menjadi begitu individualis sehingga ia merasa tidak perlu lagi orang lain untuk menolongnya, teknologi yang dapat menolongnya. Hhhh kejamnya masa modern ini. Lebih parah, bahkan tidak jarang sebuah pengorbanan dibalas dengan cacian. Pernah terjadi, pengorbanan yang dilakukan itu menjadi sebuah fungsi 'nilai guna' untuk memiliki sebuah 'pertolongan segera setiap saat'. Itulah hal positif yang membawa penderitaan. Jika banyak orang di dunia seperti itu, apa yang akan terjadi pada peradaban? Kawan, globalisasi memang baik, namun hidup dengan saling menghargai tanpa cacian akan lebih baik dari sebuah kemewahan duniawi bukan?

P.S. Saya tidak memihak siapapun dan apapun, tidak untuk memojokkan siapapun dan apapun

celoteh

Biasanya sebuah hal baru selalu didampingi dengan perkenalan, mengikuti kebiasaan tersebut, saya akan melakukan sedikit perkenalan.

Saya, Cininta, seorang remaja yang masih berusaha sangat keras untuk meraih kesuksesan dalam menjalani hidup membuat blog ini karena saya membutuhkan sebuah media untuk menyalurkan segala pikiran saya karena belakangan ini saya merasa bahwa fase SMA merupakan fase dimana saya sangat cerewet, kritis dalam memandang banyak hal, dan berpikiran 'terlalu jauh' untuk mengambil tindakan. Walaupun fase tersebut telah saya tinggalkan sekitar satu bulan lalu, saya merasa diri saya masih bawel, masih banyak yang ingin saya kritisi, banyak hal yang saya pikirkan, tidak jarang saya berbicara sendiri untuk membuka pikiran saya. Memulainya dari berbicara sendiri, saya merasa seperti orang gila, menulis ide-ide saya di sebuah notes yang harus saya bawa kemanapun saya pergi, lalu memutuskan untuk menulisnya di notes handphone, dan akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah blog dengan niat menyalurkan pikiran saya. Blog ini akan menjadi agenda saya. Jurnal kehidupan saya. Semoga pemikiran saya dapat selalu berkembang dan semoga semua ini tidak terhenti begitu saja. Amin.